Tuesday, September 25, 2012

Peer to Peer Vs Client Server

[untitled.bmp]

Jaringan Peer to Peer adalah Jaringan yang memperbolehkan pemakai membagi resources dan file pada komputer mereka serta mengakses shared resources yang ada pada komputer lain. Pada Jaringan Peer to Peer tidak mempunyai file server atau sumber manajemen yang terpusat. Dalam Jaringan Peer to Peer semua komputer di perlakukan sama, mereka semua mempunyai kemampuan yang sama untuk menggunakan resources yang tersedia pada jaringan. Jaringan Peer to Peer di tujukan bagi LAN kecil sampai menengah.

Keuntungan dari Peer to Peer :
Murah, Karena tidak memerlukan server.
Instalasi mudah di lakukkan.
Kerugian dari Peer to Peer :
Desentralisasi - Tidak ada posisi sentral untuk file dan aplikasi.
Keamanan - Tidak ada Keamanan pada Jaringan.
Client Server adalah Jaringan yang memperbolehkan jaringannya untuk memusatkan fungsi dan aplikasi dalam satu atau lebih file server. File server menjadi jantung dari sistem, menyediakan akses dan resources dan menyediakan keamanan. Individual workstation (client) memiliki akses ke resources yang tersedia pada file server.

Keuntungan dari Client Server :
Terpusat - resource dan keamanan data terkontrol melalui server.
Mempunyai skala - Satu atau semua elemen bisa di ganti bergantung pada kebutuhan.
Fleksibel - Teknologi baru dengan mudah dapat di integrasikan ke dalam sistem.
Interoperability - semua komponen (client/jaringan/server) bekerja bersama-sama.
Mudah di akses - Server dapat di akses dari jauh dan melewati multiple platform.
Kerugian dari Client Server :
Harga/biaya - Memerlukan investasi awal yang lumayan besar.
Perawatan - Jaringan besar akan membutuhkan seorang staf untuk mengefisienkan operasi


Repeater, Hub, Bridge, Switch, Router

Repeater/Penguat

Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.

Hub

Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan; Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya, menggunakan mode half-duplex.Hub digunakan pada Topologi Star

Bridge

Bridge adalah aœintelligent repeatera. Bridge menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, tetapi tidak seperti repeater, Bridge mampu menentukan tujuan. Selain itu bridge juga membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan.
Berbeda dengan Hub, Bridge dapat mempelajari MAC address tujuan. Ketika sebuah komputer mengirim data untuk komputer tertentu, bridge akan mengirim data tersebut melalui port yang terhubung dengan komputer tujuan saja. Namun, ketika belum menemukan port mana yang terhubung dengan komputer tujuan, Bridge akan mencoba mengirim pesan broadcast ke semua port (kecuali port komputer pengirim). Setelah port tujuan diketahui, maka untuk selanjutnya hanya port itu saja yang akan dikirim data. Secara umum ada 3 kategori Bridge, yaitu :
Local Bridge : Menghubungkan beberapa LAN
Remote Bridge : Menghubungkan LAN dengan WAN
Wireless Bridge : Menghubungkan LAN dengan remote node

Switch

Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode "full-duplex" dan "mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik".

Router

Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memory-nya untuk memutuskan tentang kemana dan bagaimana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute terbaik, oleh karena itu router lebih "cerdas" dibanding bridge

Thursday, September 20, 2012

Perbandingan IPv4 dan IPv6 (Jaringan Komputer)


TCP/IP merupakan sebuah protokol yang mengatur bagaimana suatu node berkomunikasi dengan node lainnya didalam jaringan. Protokol tersebut berfungsi sebagai bahasa agar satu komputer dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Internet Protocol (IP) merupakan inti dari protokol TCP/IP, dimana seluruh data yang berasal dari layer-layer diatasnya harus diolah oleh protokol ini agar sampai ketujuan. Versi Internet Protocol yang sudah digunakan luas adalah IPv4.
Saat ini ketersediaan IPv4 sudah hampir habis, untuk itu dikembangkanlah IPv6 dengan 128 bit address. Dalam pengembangannya, tentu saja terdapat banyak sekali perbedaan antara IPv4 dengan IPv6 ini.
Perbedaan yang paling terlihat tentu saja pada bentuknya. Pada IPv4 dengan panjang 32 bit penotasiaannya dapat menggunakan angka desimal, sedangkan pada IPv6 dengan 128 bit tentu saja akan sangat sulit jika harus mengkonversinya kedalam desimal. Untuk itu, IPv6 menggunakan bentuk hexadesimal.
Contoh :
        ·         IPv4 : 192.168.179.0 / 24
        ·         IPv6 : 2012:6F:: / 32
Dari penulisan IPv6 diatas mungkin akan muncul pertanyaan, “Kenapa penulisannya bisa sangat pendek?”. Begini, jadi sebetulnya penulisan yang sebenarnya seperti ini :
2012:006F:0000:0000:0000:0000:0000:0000 / 32
Karena setelah bit ke 32 semuanya 0, bisa detuliskan dengan dobel titik dua saja (‘::’).
Untuk lebih memahaminya, kita bandingkan antara IPv4 dengan IPv6.
      A.    Struktur pengalamatan
        ·         IPv4
Pengalamatan IPv4 menggunakan 32 bit yang setiap bit dipisahkan dengan notasi titik. Notasi pengalamatan IPv4 adalah sebagai berikut:

    XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Dimana setiap simbol X digantikan dengan kombinasi bit 0 dan 1.
Misalnya:
   10000010.11001000.01000000.00000001  (dalam angka biner)
Cara penulisan lain agar mudah diingat adalah dengan bentuk 4 desimal yang dipisahkan dengan titik. Misal untuk alamat dengan kombinasi biner seperti diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
    130.200.127.254
Penulis sudah menganggap teman-teman semua sudah bisa mengkonversi dari bilangan biner ke desimal.
        ·         IPv6
Tidak seperti pada IPv4 yang menggunakan notasi alamat sejumlah 32 bit, IPv6 menggunakan 128 bit. Tujuannya adalah agar alokasi alamatnya lebih banyak. Jika pada IPv4 hanya 232 (4,5 x 1010), pada IPv6 mecapai 2128 (3 x 1038).
Notasi alamat IPv6 adalah sebagai berikut:
       X:X:X:X:X:X:X:X
Dalam bentuk biner ditulis sebagai berikut:

1111111001111000:0010001101000100:1011111001000001:1011110011011010:
0100000101000101:0000000000000000:0000000000000000:0011101000000000

Notasi alamat IPv6 dalam bentuk biner sengaja saya tulis untuk menunjukkan betapa panjangnya alamat IPv6.
Agar lebih mudah diinget setiap simbol X digantikan dengan kombinasi 4 bilangan heksadesimal dipisahkan dengan simbol titik dua [:]. Untuk contoh diatas dapat ditulis sbb:
 FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A
Sistem pengalamatan IPv6 dapat disederhanakan jika terdapat beberapa angka "0" secara berturutan. Contohnya untuk notasi seperti diatas dapat ditulis:
 FE78:2344:BE43:BCDA:4145:0:0:3A --> FE78:2344:BE43:BCDA:4145::3A
Contoh lagi:
 8088:0:0:0:0:0:4508:4545 --------> 8088::4508:4545

      B.     Sistem pengalamatan
        ·         IPv4
Sistem pengalamatan IPv4 dibagi menjadi 5 kelas, berdasarkan jumlah host yang dapat dialokasikan yaitu:
  • Kelas A : range 1-126
  • Kelas B : range 128-191
  • Kelas C : range 192-223
  • Kelas D : range 224-247
  • Kelas E : range 248-255
Tapi yang lazim dipake hanya kelas A,B dan C sedangkan kelas D dipakai untuk keperluan alamat multicasting dan kelas E dipake untuk keperluan eksperimental. Selain itu pada IPv4 dikenal istilah subnet mask yaitu angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID, menunjukkan letak suatu host berada dalam satu jaringan atau lain jaringan. Contohnya :
    -          IP address: 164.10.2.1 dan 164.10.4.1 adalah berbeda jaringan jika menggunakan netmask 255.255.254.0, tetapi akan jika netmasknya diganti menjadi 255.255.240.0 maka kedua IP address diatas berada dalam satu jaringan. Caranya:
164.10.2.1 -->        10100100.00001010.00000010.00000001
255.255.254.0 -->  11111111.11111111.11111110.00000000
                   ____________________________________ XOR
                    10100100.00001010.00000010.00000000       -->   164.10.2.0
Dan
164.10.4.1 -->        10100100.00001010.00001000.00000001
255.255.254.0 -->  11111111.11111111.11111110.00000000
                               ____________________________________ XOR
                   10100100.00001010.00001000.00000000         -->   164.10.4.0

Operasi XOR caranya adalah seperti penjumlahan, jika angka "1" jumlahnya genap hasilnya "1" kalo jumlah "1" ganjil hasilnya "0" (1+1=1, 1+0=0).
Terlihat hasil operasi XOR dua IP address dengan netmask yang sama hasilnya beda berarti kedua IP address tersebut berbeda jaringan. untuk contoh berikutnya yang menggunakan netmask 255.255.240.0 silahkan coba sendiri.             
         ·         IPv6
Pada IPv6 tidak dikenal istilah pengkelasan, hanya IPv6 menyediakan 3 jenis pengalamatan yaitu: Unicast, Anycast dan Multicast.
           -          Alamat unicast yaitu alamat yang menunjuk pada sebuah alamat antarmuka atau host, digunakan untuk komunikasi satu lawan satu. pada alamat unicast dibagi 3 jenis lagi yaitu: alamat link local, alamat site local dan alamat global.
Alamat link local adalah alamat yang digunakan di dalam satu link yaitu jaringan local yang saling tersambung dalam satu level. Sedangkan alamat site local setara dengan alamat privat, yang dipakai terbatas di dalam satu site sehingga terbatas penggunaannya hanya didalam satu site sehingga tidak dapat digunakan untuk mengirimkan alamat diluar site ini. Alamat global adalah alamat yang dipakai misalnya untuk Internet Service Provider.
            -          Alamat anycast adalah alamat yang menunjukkan beberapa interface (biasanya node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat ini akan dikirimkan ke salah satu alamat antarmuka yang paling dekat dengan router. Alamat anycast tidak mempunyai alokasi khusus, karena jika beberapa node/interface diberikan prefix yang sama maka alamat tersebut sudah merupakan alamat anycast.
           -          Alamat multicast adalah alamat yang menunjukkan beberapa interface (biasanya untuk node yang berbeda). Paket yang dikirimkan ke alamat ini maka akan dikirimkan ke semua interface yang ditunjukkan oleh alamat ini. Alamat multicast ini didesain untuk menggantikan alamat broadcast pada IPv4 yang banyak mengkonsumsi bandwidth.

Tabel alokasi alamat IPv6 :
Alokasi
Binary prefix
Contoh 16 bit pertama
Global Unicast
001
2xxx atau 3xxx
Link Local
1111 1110 10
FE8x  -  FEBx
Site Local
1111 1110 11
FECx -  FEFx
Multicast
1111 1111
FFxx

Selain alamat diatas ada juga jenis pengalamatan lainnya diantaranya:

    1.      IPv4-compatible IPv6 address biasanya alamat ini digunakan untuk mekanisme transisi Tunelling. Format alamatnya sebagai berikut :
80 bits
16 bits
32 bits
0000 . . . . . . . . . . .0000
0000
IPv4 address
Contoh :
    ð  0:0:0:0:0:0:192.168.30.1 --> ::192.168.30.1 --> ::C0A8:1E01

      2.      IPv4-mapped IPv6 address biasanya digunakan untuk mekanisme transisi ISATAP.
80 bits
16 bits
32 bits
0000 . . . . . . . . . . .0000
FFFF
IPv4 address
Contoh :
    ð  ::FFFF:192.168.30.1 -->  ::FFFF:C0A8:1E01

    3.      IPv6 over ethernet digunakan untuk stateless autoconfiguration (pemberian alamat IPv6 secara otomatis tanpa memerlukan server yang memberi alokasi IP address, seperti DHCP tetapi tanpa server).
Contoh :
00:90:27:17:FC:0F
                /\
              /    \
           FF   FE
Maka alamatnya menjadi : 00:90:27:FF:FE:17:FC:0F
Kemudian diblok pertama bit ketujuh diinvers

                00:90:27:17:FC:0F
                 |
000000[0]0 bit yang dikurungi diinvers dari 0 --> 1

Maka sekarang menjadi :    02:90:27:FF:FE:17:FC:0F 
Alamat tersebut adalah alamat IPv6 over ethernet.

OSI LAYER


 Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI” (OSI seven layer model).
0si-7-layer.png
üModel Referensi OSI
§     Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain.
§     Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer
ü Karakteristik Lapisan OSI
§     model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah
§     Lapisan atas dari model OSI berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada software.
§     Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data.
Lapisan atas
Lapisan tertinggi (lapisan applikasi) adalah lapisan penutup sebelum ke pengguna (user), keduanya, pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi proses dengan software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi.
Lapisan bawah
Di bawah ini kita membahas setiap layer pada model OSI secara berurutan, dimulai dari layer terbawah
Lapisan bawah dari model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software. Lapisan-lapisan bawah yang lain pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software. Lapisan terbawah, yaitu lapisan fisik adalah lapisan penutup bagi media jaringan fisik (misalnya jaringan kabel), dan sebagai penanggung jawab bagi penempatan informasi pada media jaringan
PhysicalData LinkNetworkLapisan Bawah
Data Transport
Transport
Session
Presentation
Lapisan Atas
Application
Application
ü Physical Layer
§     Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi
§     Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0 bit.
ü Data Link Layer
§     Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi
§     Sebelum diteruskan kenetwork layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte)
ü Network Layer
§     Network layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet.
§     Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya
Ä Transport Layer
§     Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.
Ä Session Layer
§     Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya
§     Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja
Ä Pressentation Layer
§     Pressentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu
§     Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data
§     Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan “pada saluran”
Ä Application Layer
§     Application layer terdiri dari bermacam-macam protokol
§     Suatu cara untuk mengatasi masalah seperti di atas, adalah dengan menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian
§     Fungsi application layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya
Ä Transmisi Data Pada Model OSI
§     Proses pengirim menyerahkan data ke application layer, yang kemudian menambahkan aplication header, AH (yang mungkin juga kosong), ke ujung depannya dan menyerahkan hasilnya ke presentation layer
§     Pressentation layer dapat membentuk data ini dalam berbagai cara dan mungkin saja menambahkan sebuah header di ujung depannya, yang diberikan oleh session layer
§     Proses pemberian header ini berulang terus sampai data tersebut mencapai physical layer, dimana data akan ditransmisikan ke mesin lainnya
§     Pada mesin tersebut, semua header tadi dicopoti satu per satu sampai mencapai proses penerimaan
Sumber : http://hendradi.files.wordpress.com